Adzan telah selesai di kumandangkan,shalat shubuh pun di mulai,jamaah
merapatkan dan meluruska shaf,shalat shubuh dilaksanakan dengan sangat
kusuk,setelah selesai shalat para jamaah satu per satu mulai
meninggalkan masjid,langkahku terhenti
di depan pintu masjid,terlihat seorang pemuda yang masih kusuk dengan
ayat-ayat suci al quran yang di bacanya,rasanya begitu tenang berada di
didekatnya,pemuda itu begitu sempurna di mataku,tak salah jika aku
memilih dia menjadi imamku nanti,dia calon suamiku,,,
‘’ehem,,,evira,ngapain kamu di situ,masuk saja’’,suara mas dafis membuyarkan semua lamunannku
‘’kita kan belum muhrim,nggak baik kalau seorang laki-laki dan
perempuan berada dalam satu ruangan jika belum ada ikatan’’,kataku tetap
berdiri di depan pintu
‘’kita memang bukan muhrim,tapi sebentar lagi juga akan menjadi muhrim,dan tak ada yang dapat membatasi kita,’’jelasnya
‘’iya-iya pak ustadz,evira emang paling nggak bisa jika harus berdebat
dengan orang yang lebih mengerti tentang agama daripada evira’’,kataku
‘’aku ingin megajari agama yang benar kepada anakku nanti,agar nanti
anakku tak salah jalan,dan aku ingin evira yang nanti membimbing dan
mendidiknya menjadi anak yang baik,jika perempuan aku ingin anakku nanti
cantik seperti ibunya,yaitu evira’’,kata dafis tetap berada di
posisinya semula,bersila
‘’dan jika laki-laki aku ingin anakku nanti soleh dan baik seperti ayahnya,mas dafis’’,kataku nyengir
‘’amin,,,mau pulang sekarang’’,tanyanya menyudahi membaca al quran,dan menaruhnya di rak
‘’jika allah menghendaki’’,kataku,mas dafis mengangkat satu alisnya
‘’iya lah mas pulang sekarang,masak tahun depan’’,kataku
‘’evira ini bisa-bisa saja,pulang sekarang,ayo’’,mas dafis melangkahkan kakinya mendekatiku
‘’baiklah’’,aku mengikutinya,menuruni tangga masjid
‘’mungkin kita akan memasuki musim hujan’’,katanya memandangi langit yang nampak mendung
‘’bukankah karna ini masih begitu pagi’’,kataku
‘’kamu tak merasakan jika ada tetesan air hujan yang jatuh dan mengenai tubuhmu’’tanyanya keheranan
‘’bagiku apapun keadaannya,mau hujan,banjir,kekeringan,jika evira ada di samping mas dafis,evira tetap merasa nyaman’’,akuku
‘’kamu ini,yaudah ayo,nanti hujan udah turun kita belum sampai di rumah lagi’’,
‘’iya –iya’’aku mempercepat langkahku,tapi langkah kita terhenti ketika
kita melihat segerombolan anak muda tengah asyik meminum berbotol-botol
minuman keras,arly,adik kandung mas dafis,
‘’arly...’’,melihat itu mas dafis langsung menghampiri arly
‘’arly,,apa-apaan kamu,kamu mabuk-mabuk di tempat umum seperti
ini,gimana jika mama melihat ini,mau di taruh mana muka mama
nanti,keterlaluan’’,mas dafis hendak menampar arly yang sudah
keterlaluan itu
‘’mas,mas hentikan,nggak ada gunanya mas bicara dengan arly,dia sedang mabuk,lebih baik kita bawa dia pulang’’,aku mencegahnya
‘’biar aku saja yang membawanya pulang kamu pulang saja,hujan udah
turun,kamu tak apa kan jika harus pulang sendirian’’,mas dafis mulai
membopong arly yang mabuk berat
‘’nggak mas,yaudah hati-hati ya mas’’.
‘’iya ra,yaudah saya pulang dulu ra’’,mas dafis mulai meninggalkan
aku,melangkahkan kakinya selangkah demi selangkah menuju
rumahnya,kasihan mas dafis dia harus menggantikan posisi ayahnya yang
telah meninggal setahun yang lalu karena sakit,dan dia juga harus
menjadi tulang punggung keluarganya,dia harus menahan malu jika adiknya
bikin ulah,tapi mas dafis tak pernah menyalahkan arly,karna dia tau jika
arly seperti itu karena rasa sayangnya pada ayahnya yang begitu
besar,arly belum bisa terima jika harus ditinggal ayanya,air hujan mulai
mengguyurku,ku percepat langkah kakiku menuju rumahku...
‘’duduk
kamu,keterlaluan,harusnya kamu itu bisa mikir,apa yang kamu lakuin ini
bener-bener keterlaluan,gimana jika ayah disana melihat anak yang paling
di sayanginya kelakuannya sangat memalukan’’,dafis naik pitam
‘’dafis,ada apa ini,pagi-pagi gini sudah berantem,nggak enak didengerin
tetangga’’,tante rima,mama dafis dan arly, keluar dari kamar mendengar
ada keributan
‘’ini ma,arly udah keterlaluan banget, masak minum-minuman di jalan sama berandalan’’,jelas mas dafis
‘’heh kamu dengerin aku,kamu itu nggak usah sok nggantiin posisi
ayah,karna ayah nggak akan ada yang bisa nggantiin,dan aku benci sama
kamu karna kamu selalu ngatur-ngatur aku,kamu itu bukan ayah yang bisa
ngatur-ngatur aku,kamu ngerti’’,arly mendorong dafis hingga roboh ke
sora,arly pun masuk ke kamarnya
‘’apa dafis salah jika dafis ingin
arly berubah menjadi baik,apa dafis salah jika dafis ingin melakukan
yang terbaik buat adik dafis,apa dafis salah jika menggantikan posisi
ayah ma?’’,
‘’dafis dengerin mama kamu nggak pernah salah nak,arly
ngomong seperti itu karna dia belum bisa terima aja jika harus di
tinggal ayahnya pergi,kamu bisa ngertiin adik kamu kan’’,tante rima
memberi pengertian
‘’iya ma,dafis masuk dulu ya’’,dafis masuk ke kamarnya
Keesokan harinya...
‘’arly belum bangun ma?’’,tanya dafis duduk di kursi makan
‘’kayanya belum fis,tapi bentar lagi dia juga keluar dari kamarnya’’,kata tante rima mengisi air putih di gelas
‘’arly,,,kamu nggak makan dulu,jarang-jarang lho kita bisa sarapan
bareng kaya gini’’,kata dafis yang mengetahui arly keluar dari kamarnya
dan hendak pergi
‘’emangnya kamu mau mati’’,kata arly
‘’bisa saja kan nanti,sekarang atau besok kakak sudah nggak sama kalian lagi’’,kata dafis
‘’ udah-udah,nak,,ini mama udah masakin makanan kesukaan kamu ’’,imbuh
tante rima pula,tapi arly tak menghiraukan dan malah pergi
‘’yaudah
ma,kita makan ja’’,kata dafis,mereka pun melanjutkan makannya,malam ini
aku dan mas dafis sudah janjian akan makan malam d restauran...
‘’mas dafis mana ya,,,kok belum datang juga,padahal kan dia bilangnya
jam 7 udah datang,ini udah jam 8 tapi belum datang juga,’’kataku melirik
jam di pergelangan tanganku,nggak biasanya mas dafis datang terlambat
...
‘’mbak,,,mau pesan apa?’’,tanya salah satu pelayan di restaurant
‘’hmmm,,,nanti saja mbak,saya masih menunggu pacar saya’’,kataku
‘’baik mbak,permisi’’,2 jam kemudian
‘’maaf mbak,,,restaurannya udah mau tutup’’,kata pelayan restaurant
‘’oh gitu ya mbak,,yaudah mbak,’’aku pun pergi meninggalkan
restaurant,mas dafis manasih,apa yang terjadi sama dia sampai sekarang
kok nggak menghubungi aku,apa yang terjadi sama dia,,,ku langkahkan
kakiku melewati jalanan sepi,begitu banyak pertanyaan yang belum
terjawab di benakku,,, dari kejauhan nampak seorang pemuda yang yang
sedang di keroyok oleh beberapa orang preman,laki-laki itu tak asing di
mataku,dafis dan arly...
‘’mas dafis,,,’’,teriakku
‘’tolong...tolong’’,aku mencoba mencari pertolongan,warga pun yang
mendengar segera mengejar preman yang menggroyok mas dafis dan arly,ku
dekati mas dafis yang terkapar tak berdaya dan arly yang tergopoh-gopoh
mencoba mendekati mas dafis yang sekarat yang tak jauh darinya
‘’mas,,,mas dafis’’,ku pangku kepalanya di pangkuannku
‘’evira,,,maafin aku,aku nggak bisa nepati janji aku untuk makan malam
sama kamu,maafin aku jika aku melanggar janji aku untuk selalu
menjagamu,maafin aku evira,maafin aku’’,kata mas dafis terbata-bata
‘’mas,,bertahan mas,,,bertahan,aku mohon,kita akan segera menikah
mas,kita akan hidup bahagia dan kita akan membesarkan anak kita
bersama-sama mas’’,kataku dengan derai air mata
‘’aku udah nggak kuat evira,maafin aku ra,,,arly’’,
‘’iyy,,iya kak,aku disini,maafin aku kak,ini semua salahku,andai saja
kakak nggak datang nylametin aku,pasti kakak nggak akan kaya gini,maafin
aku kak,aku memang bukan adik yang baik,aku memang bodoh’’,arly
mengutuk dirinya sendiri
‘’arly,,dengerin kakak,,,kamu adalah adik
terbaikku,dengerin kakak,jika kakak pergi kamu harus janji sama kakak
kamu akan berubah menjadi anak yang baik,kamu harus janji bisa menjaga
mama dan...dan evira’’,pesan dafis dengan darah segar yang terus
mengalir dari perutnya yang di tusuk oleh preman tadi
‘’nggak kak
nggak,Cuma kakak yang bisa nglakuin itu,kakak harus bertahan demi mama
dan aku kak,aku janji akan nuruti semua kemauan kakak jika kakak sembuh
kak,arly janji’’,arly menyesal
‘’arly..kamu pasti bisa,kamu harus
yakin jika kamu bisa,jaga mama baik-baik ya,kakak sayang sama
kamu,evira...maafin aku,aku juga sayang sama kamu... lailahailallah’’,
dafis menghembuskan naras terakhirnya di pangkuanku...
‘’mas...mas dafis,mas dafis bangun,mas dafisssss’’,
‘’kak,,kakak,,,,’’.
‘’dafis,,dafis’’,teriak mama dafis dari kejauhan yang lari mendekati kami
‘’dafis bangun nak,jangan pergi nak’’,keesokan harinya jenazah mas
dafis dimakamkan,tangis pecah ketika jenazah mas dafis di masukkan
keliang lahat....
‘’tante...yang tabah ya,biarkan mas dafis tenang disana’’,kataku menabahkan hati tante rima
‘’evira...maafin dafis ya jika dia punya salah sama kamu’’,kata tante rima memelukku
‘’iya tante pasti’’,arly yang baru datang ke pemakaman memberikan
rangkaian bunga di atas makam mas dafis,tapi tante rima membuangnya
‘’mama....’’,arly tak percaya
‘’ buat apa bunga itu,kamu adik yang benar-benar nggak tau
diri,tega-teganya kamu membunuh kakak yang udah menyayangi kamu’’.kata
tante rima
‘’maafin arly ma,,,arly memang salah’’.tanpa banyak
bicara arly pergi dari tempat pemakaman,aku tau arly menyesal dan sangat
merasa kehilangan,tapi dia keterlaluan,dia yang sudah nyebapin mas
dafis meninggal,dan aku harus mengubur semua impianku untuk membangun
rumah tangga dengan mas dafis dan hidup seribu tahun lagi dengan mas
dafis,aku tak tau apakah aku bisa memaafkan arly,entahlah...
Hari tlah berganti minggu,minggu tlah berganti bulan,dan bulan tlah
berganti tahun tapi aku tetap saja belum bisa melupakan mas dafis dari
pikiranku,aku tak tau sampai kapan akan terus berduka seperti ini,
‘’evira...di luar ada yang mencari kamu nak,’’kata mama masuk kekamarku
‘’iya ma...’’,aku pun beranjak dari tempat duduk dan menemui orang yang
mencariku tadi,kudapati orang yang paling aku benci berada di depan
rumahku,mau ngapain dia kesini...
‘’arly...’’.
‘’iya ra...aku
tau kamu pasti masih belum bisa maafin aku,tapi aku...aku.aku juga
sangat menyesal,karena perbuatanku kak dafis harus pergi untuk selamanya
dari dunia ini,dan kamu harus mengubur semua impianmu untuk bisa hidup
dengan mas dafis,tapi ingat,aku juga sedih,aku adiknya,maafin aku,’’arly
tertunduk,aku tak tau,hatiku luluh melihatnya berkata seperti itu,apa
aku harus memaafkannya,mungkin ini saatnya aku memaafkan arly,mungkin
benar katanya,dia lebih sakit karna harus kehilangan mas dafis..
‘’sudahlah ly,,,biarkan cintaku bersujud,aku yakin mas dafis pun telah memaafkanmu’’ujarku menepuk pundak arly
‘’jadi kamu memaafkan aku ra’’,arly mengangkat kepalanya,aku hanya menganggukkan kepalaku
‘’makasih ya ra,tapi,,,’’,
‘’tapi...tapi kenapa ly??’’.tanyaku heran
‘’mama...mama belum bisa memaafkan aku,’’
‘’jika kamu mau,aku bisa membantu kamu’’kataku
‘’bener???’’,arly nyengir
‘’bener’’,
‘’satu lagi,aku...aku pengen belajar shalat,dari kamu...’’,arly berkata
dengan malu-malu,dan aku hanya terbelanga,tak percaya jika preman
kampung akhirnya tobat juga,alhamdulillah ya allah...
‘’ra,,,gimana mau nggak,kok bengong sih?’’,
‘’iyyy..iya pasti’’,sejak saat itu setiap hari arly datang ke rumahku
untuk belajar mengaji maupun shalat,aku senang akhirnya ilmuku
bermanraat dan bisa menunutun arly ke jalan yang benar,mas dafis pasti
bangga sama arly jika mengetahui adiknya kini telah berubah menjadi anak
baik,kulihat dia sedang dzikir di masjid setelah jamaah di masjid,dia
begitu tulus,mungkin dia memang benar-benar ingin berubah,ku pandangi
dia, kudapati sesosok mas dafis yang sedang tersenyum padaku diantara
jamaah laki-laki,astagfirullah...segera ku langkahkan kakiku menuruni
tangga masjid.
‘’evira...’’.panggil arly
‘’arly...iya,ada apa’’,sambutku membalikkan badan
‘’mau pulang bareng aku nggak,?’’,katanya
‘’boleh...’’,kita pun mulai berjalan meninggalkan masjid,,,
‘’makasih ya ra,karna slama ini kamu sudah mengajari aku agama,aku
menyesal mengapa dulu aku berada di jalan yang salah,aku dulu begitu
jauh dari allah ra’’,akunya
‘’iya ly,aku seneng bisa melakukan
sesuatu yang berarti bagimu...’’,kataku terputus ketika melihat tante
rima yang sedang dalam bahaya
‘’tante rima awas,,,minggir’’,teriakku mengetahui jika tante rima akan tertabrak mobil yang sedang melaju dengan kencang
‘’mama..’’.arly segera lari hendak menyelamatkan tante rima,dan
akhirnya...arly yang tertabrak,arly pun segera di bawa ke rumah sakit,3
hari arly belum juga siuman, hingga akhirnya arly sadar dan ingin bicara
dengan aku dan tante rima
‘’mama...’’,
‘’iya ly...’’,jawab tante rima mendekap arly
‘’maafin arly ma...karna slama ini arly belum bisa bahagiain mama,karna
arly yang sudah nyebapin kak dafis meninggal, maafin arly ma karna arly
bukan anak yang dapat di banggain,seperti anak-anak yang lain”,kata
arly terbata-bata
‘’arly...dengarin mama..mama udah maafin kamu
nak,kamu cepat sembuh ya nak’’,tante rima membelai rambut arly,ku rawat
arly dengan tante rima dengan penuh pengharapan agar arly bisa
sembuh,aku tak tau mengaa aka sangat takut jika harus kehilangan arly,
perasaan apa ini,mas dafis,apa mas dafis akan mengutuk evira jika evira
menaruh perasaan kepada arly,,,semoga saja tidak.,,hingga akhirnya arly
sembuh,arly mengajakku untuk berziarah kemakam mas dafis,akupun
menurutinya,di siramnya sebotol air ke nisan mas dafis,ku taburkan
bunga-bunga nan wangi ke makam mas dafis,tak lupa kita mengirim doa aga
mas dafis mendapat tempat yang baik disisi-Nya
‘’kak...apa aku salah jika aku mencintai evira’’,kata arly,ku arah kan pandanganku pada arly,tak mengerti maksutnya.
‘’aku sangat mencintainya kak,aku janji jika arly akan membahagiakan
evira,arly yakin kakak akan merestui hubungan kami,karna arly tau kakak
orang yang baik’’,katanya, sebuah tangan memegang pundak kami,kami pun
membalikkan badan
‘’tante...’’,tante rima di belakang kita
‘’jika kalian benar-benar serius dengan apa yang barusan kalian
katakan,kenapa tidak... mama merestui kalian’’,ujar tante rima,arly
menatapku dengan penuh harapan karna belum mendapat jawapan dariku
‘’evira..kamu bersedia menjadi istri anakku,arly’’,tanya tante rima, ku
anggukkan kepalaku tanda jika aku bersedia menjadi istri arly dan
menjadikannya imamku dan anak-anakku nanti,,,
Tante rima memeluk kami dengan senyum yang terus merekah di wajahnya...
‘’makasih ra’’nampak,arly juga sangat bahagia,,,
ku pandang langit dengan rasa syukur yang tak henti-hentinya terucap
pada allah, mas dafis memang orang yang sangat aku sayangi,tapi aku
lebih sayang kepada arly,karena allah telah menyatukan aku dan arly
dengan ikatan yang di ridhoinya,pertanda jika memang akulah tulang rusuk
dari arly,dulu akau benar-benar terpuruk dan tak tau kapan akan bangun
dari kesedihan sepeninggal mas dafis,aku sempat berpikir jika allah tak
adil,tapi..maafin aku ya allah...ternyata memang engkau telah
merencanakan sesuatu yang hambamu ini tak mengetahui,allah memang tak
mengabulkan apa yang aku inginkan,tapi allah memberikan apa yang aku
butuhkan,yaitu Arly..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar