Sebelum kita bahas tentang cara
mengobati hipokalemia dengan obat herbal alami xamthone plus,mari kita
bahas terlebih dahulu pengetahuan tentang penyakit hipokalemia.
Pengertian Hipokalemia
Hipokalemia (K+ serum < 3,5 mEq/L) merupakan salah satu kelainan
elektrolit yang ditemukan pada pasien rawat inap. Di Amerika, 20% dari
pasien rawat inap di dapati mengalami hipokalemia1, namun hipokalemia
yang bermakna klinik hanya terjadi pada 4—5% dari para pasien ini.
Kekerapan pada pasien rawat jalan yang mendapat diuretik sebesar 40%2.
Walaupun kadar kalium dalam serum hanya sebesar 2% dari kalium total
tubuh dan pada banyak kasus tidak mencerminkan status kalium tubuh;
hipokalemia perlu dipahami karena semua intervensi medis untuk mengatasi
hipokalemia berpatokan pada kadar kalium serum.
Kehilangan K+ Melalui Ginjal
Diuretik boros kalium dan aldosteron merupakan dua faktor yang bisa
menguras cadangan kalium tubuh. Tiazid dan furosemid adalah dua diuretik
yang terbanyak dilaporkan menyebabkan hipokalemi.
Implikasi Klinik pada Pasien Penyakit Jantung
Tidak mengherankan bahwa deplesi kalium sering terlihat pada pasien
dengan CHF. Ini membuat semakin bertambah bukti yang memberi kesan bahwa
peningkatan asupan kalium bisa menurunkan tekanan darah dan mengurangi
risiko stroke. Hipokalemia terjadi pada pasien hipertensi non komplikasi
yang diberi diuretik, namun tidak sesering pada pasien gagal jantung
bendungan, sindrom nefrotik, atau sirosis hati. Efek proteksi kalium
terhadap tekanan darah juga dapat mengurangi risiko stroke.
Deplesi kalium telah dikaitkan dalam patogenesis dan menetapnya
hipertensi esensial. Sering terjadi salah tafsir tentang terapi
ACE-inhibitor (misal Kaptopril). Karena obat ini meningkatkan retensi
kalium, dokter enggan menambah kalium atau diuretik hemat kalium pada
terapi ACE inhibitor. Pada banyak kasus gagal jantung bendungan yang
diterapi dengan ACE-inhibitor, dosis obat tersebut tidak cukup untuk
memberi perlindungan terhadap kehilangan kalium.
Potensi
digoksin untuk menyebabkan komplikasi aritmia jantung bertambah jika ada
hipokalemia pada pasien gagal jantung. Pada pasien ini dianjurkan untuk
mempertahankan kadar kalium dalam kisaran 4,5-5 mmol/L. Nolan dkk.
mendapatkan kadar kalium serum yang rendah berkaitan dengan kematian
kardiak mendadak di dalam uji klinik terhadap 433 pasien di UK.
Hipokalemia ringan bisa meningkatkan kecenderungan aritmia jantung pada
pasien iskemia jantung, gagal jantung, atau hipertrofi ventrikel kanan.
Implikasinya, seharusnya internist lebih “care” terhadap berbagai
konsekuensi hipokalemia. Asupan kalium harus dipikirkan untuk ditambah
jika kadar serum antara 3,5–4 mmol/L. Jadi, tidak menunggu sampai kadar
< 3,5 mmol/L.
Hipokalemia pada Pasien Stroke
Dalam suatu
kajian observasi terhadap 421 pasien stroke, 150 pasien infark miokard,
dan 161 pasien rawat-jalan dengan hipertensi, didapatkan hasil sebagai
berikut:8 Hipokalemia didapatkan lebih sering pada pasien stroke
dibandingkan pasien infark miokard, yakni 84 (20%) vs 15 (10%), p =
.008) atau pasien hipertensi 84 (20%) vs 13 (8%), p < .001. Bahkan,
ketika pasien yang diberi diurteik dikeluarkan dari analisis 56 (19%) vs
12 (9%) kelompok pasien infark, p = .014 dan 56 (19%) vs 4 (5%)
kelompok hipertensi, p = .005, masing-masing. Pada analisis terhadap
kelangsungan hidup, kadar kalium yang lebih rendah ketika pasien masuk
berkaitan dengan meningkatnya risiko kematian.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar