SubhanaLlah, Maha suci Allah… sungguh
indah dan sempurna agama yang diturunkan-Nya, sungguh mulia hukum-hukum
yang disyariatkan-Nya, karena tak ada satupun dari apa-apa yang
diturunkan-Nya dan apa-apa yang diciptakan-Nya kecuali pasti ada manfaat
dan hikmahnya. Kesempurnaan islam ini benar-benar tiada bandingannya
oleh agama-agama selainnya. Diantara kesempurnaan Islam adalah syariat
bagi ummatnya untuk menjaga kebersihan dan kesehatan, seperti kewajiban
istinja’ setelah buang air, mandi janabat setelah junub, bahkan banyak
sekali hikmah-hikmah syariat yang tersingkap dalam ajaran islam yang
telah dibuktikan oleh sains modern, seperti khasiat madu, habbatus
sawda’ (jinten hitam), minyak zaitun hingga ‘si kayu ajaib’ siwak yang
bermanfaat bagi kesehatan gigi dan gusi. Mari kita kupas apa manfaat
kayu siwak ini bagi kesehatan gigi…
Sejak zaman dahulu, manusia
telah mengenal beberapa variasi teknik dalam membersihkan gigi. Mulai
dari bulu ayam, duri landak, tulang hingga kayu dan ranting-ranting
digunakan sebagai alat pembersih gigi. Masyarakat arab sebelum
kedatangan islam, menggunakan akar dan ranting kayu dari pohon arak
(Salvadora persica) yang hanya dapat tumbuh di daerah asia tengah dan
afrika, yang belakangan diketahui sebagai alat pembersih gigi terbaik
hingga saat ini. Setelah kedatangan islam, RasuluLlah menetapkan
penggunaan siwak sebagai sunnah beliau yang sangat dianjurkan, bahkan
beliau bersabda : “Seandainya tidak memberatkan ummatku, maka aku
perintahkan mereka untuk bersiwak setiap akan wudhu” (Muttafaq ‘alaihi).
Hal ini menunjukkan bahwa RasuluLlah adalah orang pertama yang mendidik
manusia dalam memelihara kesehatan gigi.
Siwak berbentuk
batang, diambil dari akar dan ranting segar tanaman arak (Salvadora
persica) yang berdiameter mulai dari 0,1 cm sampai 5 cm. Pohon Arak
adalah pohon yang kecil, seperti belukar dengan batang yang
bercabang-cabang, diameternya lebih dari 1 kaki, jika kulitnya dikelupas
warnanya agak keputihan dan memiliki banyak juntaian serat. Akarnya
berwarna coklat dan bagian dalamnya berwarna putih, aromanya seperti
seledri dan rasanya agak sedikit pedas.
Siwak berfungsi
mengikis dan membersihkan bagian dalam mulut. Kata siwak diambil dari
kata arab ‘yudlik’ yang artinya adalah ‘memijat’ (yakni memijat bagian
dalam mulut). Jadi siwak lebih dari hanya sekedar sikat gigi biasa.
Selain itu, batang siwak memiliki serat batang yang elastis dan tidak
merusak gigi walau dibawah tekanan yang keras, bahkan batang siwak yang
berdiameter kecil, memiliki kemampuan fleksibilitas yang tinggi untuk
menekuk ke daerah mulut secara pas untuk mengeluarkan sisa-sisa makanan
dari sela-sela gigi dan menghilangkan plaque. Siwak juga aman dan sehat
bagi perkembangan gusi.
Perlu diketahui, bahwa sisa-sisa
makanan yang ada pada sela-sela gigi, menjadikan lingkungan mulut sangat
baik untuk aktivitas pembusukan yang dilakukan oleh berjuta-juta
bakteri yang dapat menyebabkan gigi berlubang, gusi berdarah dan
munculnya kista. Selain itu, bakteri juga menghasilkan enzim perusak
yang ‘memakan’ kalsium gigi sehingga menyebabkan gigi menjadi keropos
dan berlubang. Bahkan, pada beberapa keadaan bakteri juga menghasilkan
gas sisa aktivitas pembusukan yang menyebabkan bau mulut menjadi tak
sedap.
Penelitian terbaru terhadap kayu siwak menunjukkan bahwa
siwak mengandung mineral-mineral alami yang dapat membunuh bakteri,
menghilangkan plaque, mencegah gigi berlubang serta memelihara gusi.
Siwak memiliki kandungan kimiawi yang bermanfaat, seperti :
-
Antibacterial acids, seperti astringents, abrasive dan detergents
yang berfungsi untuk membunuh bakteri, mencegah infeksi dan menghentikan
pendarahan pada gusi. Pada penggunaan siwak pertama kali, mungkin
terasa pedas dan sedikit membakar, karena terdapat kandungan serupa
mustard di dalamnya yang merupakan substansi antibacterial acids
tersebut.
- Kandungan kimia seperti Klorida, Pottasium,
Sodium Bicarbonate, Fluoride, Silika, Sulfur, Vitamin C, Trimethyl
amine, Salvadorine, Tannins dan beberapa mineral lainnya yang berfungsi
untuk membersihkan gigi, memutihkan dan menyehatkan gigi dan gusi.
Bahan-bahan ini sering diekstrak sebagai bahan penyusun pasta gigi.
- Minyak aroma alami yang memiliki rasa dan bau yang segar,
menjadikan mulut menjadi harum dan menghilangkan bau tak sedap.
- Enzim yang mencegah pembentukan plaque yang menyebabkan radang
gusi. Plaque juga merupakan penyebab utama tanggalnya gigi secara
premature.
- Anti decay agent (Zat anti pembusukan), yang
menurunkan jumlah bakteri di mulut dan mencegah proses pembusukan.
Selain itu siwak juga turut merangsang produksi saliva (air liur) lebih,
dimana saliva merupakan organik mulut yang melindungi dan membersihkan
mulut.
Sebuah penelitian terbaru tentang ‘Periodontal
Treatment’ (Perawatan gigi secara periodik/berkala) dengan mengambil
sample terhadap 480 orang dewasa berusia 35-65 tahun di kota Makkah dan
Jeddah oleh para ilmuwan dari King Abdul Aziz University, Jeddah,
menunjukkan bahwa Periodontal treatement untuk masyarakat Makkah dan
Jeddah adalah lebih rendah daripada studi yang dilakukan terhadap
negara-negara lain, hal ini mengindikasikan bahwa penggunaan siwak
berhubungan sangat erat terhadap rendahnya kebutuhan masyarakat Makkah
dan Jeddah terhadap ‘Periodontal Treatment’.
Penelitian lain
dengan menjadikan bubuk siwak sebagai bahan tambahan pada pasta gigi
dibandingkan dengan penggunaan pasta gigi tanpa campuran bubuk siwak
menunjukkan bahwa prosentase hasil terbaik bagi kebersihan gigi secara
sempurna adalah pasta gigi dengan butiran-butiran bubuk siwak, karena
butiran-butioran tersebut mampu menjangkau sela-sela gigi secara
sempurna dan mengeluarkan sisa-sisa makanan yang masih bersarang pada
sela-sela gigi. Sehingga banyak perusahaan-perusahaan di dunia
menyertakan bubuk siwak ke dalam produk pasta gigi mereka. WHO pun turut
menjadikan siwak termasuk komoditas kesehatan yang perlu dipelihara dan
dibudidayakan. Mari kita budayakan hidup sehat dengan bersiwak…!!!
(Ibnu Burhan)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar